Senin, 18 Juli 2011

KERUSAKAN LINGKUNGAN

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida  dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikkan konsentrasi gas  ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan baker organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan pemukaan bumi. Namun sebagain besar infra merah dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas dan gas lannya, untuk dikembalikan kepermukaan bumi. Dalam keadaan normal efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen monoksida  dan nitrogen dioksida serta beberapa senyawa organik seperti gas metana  dan khloro fluoro karbon . Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5C. Bila kecendrungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
Konsentrasi gas  di atmosfer, maka kan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserab atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar tampak dan sinar ultra violet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai dipernukaan bumi. Dipermukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya.

Senin, 11 Juli 2011

Warisan Seorang Pejuang Tak Dikenal

Narasi :

Pada suatu waktu seorang pejuang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan sekutu, ia memikirkannya dengan susah payah. Akhirnya ia menemukan cara yaitu dengan membunuh Komandan Utama. Ia mencari teman untuk membantunya, kesana kesini akhirnya ia mendapatkan teman, temannya adalah seorang pejuang pula. Saatnya tiba, seorang  pejuang tadi berpamitan kepada istrinya dan mencium kening anaknya yang masih bayi. Dengan sangat hati-hati pejuang dan temannya menyusup ke kediaman Komandan. Malam itu penjagaan sangat ketat, tetapi pejuang dan temannya berhasil masuk ke kediaman Komandan tanpa ragu keduanya membunuh Komandan, akan tetapi teriakan dari komandan membuat seorang prajurit yang menjaga kamar Komandan tau dan bergegas ia masuk dan ia melepaskan tembakan ke arah pejuang, temannya lalu menembak balik prajurit itu, dengan tertatih pejuang itu menitipkan pesan kepada istrinya, ia ingin temannya mengabarkan tentang kematiannya pada istrinya, anaknya tak boleh tau dan ia menitipkan sebuah lencana kepada anaknya setelah umur 20 tahun, lalu ia menyuruh temannya bergegas lari sebelum prajurit lainnya datang. Keesokan harinya kematian Komandan tersebar, ini membuat pertahanan sekutu menjadi lemah dan para pejuang lain dengan mudah memukul mundur pasukan sekutu. Pada saat itu pula teman si pejuang memberi kabar ke istrinya tentang kematian suaminya dan menyuruh jangan sampai anaknya tau. Beberapa saat kemudian anak si pejuang tumbuh besar, ia bertanya tentang ayahnya tetapi ibunya mengatakan ayahnya sedang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Ketika anak si pejuang itu telah berumur 20 tahu, teman si pejuang datang ke rumah si pejuang, ia ingin menepati pesan dari pejuang untuk memberi lencana ketika anaknya berumur 20 tahun, akhirnya setelah itu anak pejuang tau bahwa ayahnya telah meninggal. Lencana pemberian ayahnya membuat ia semangat untuk melanjutkan perjuangan ayahnya, ia ingin memajukan kaum wanita. Yang pertama ia dibantu temannya mendirikan sekolah bagi wanita baik anak-anak maupun dewasa, dalam sela-sela perjuangannya itu, ia menulis sebuah puisi berjudul Pahlawan Tak Dikenal, puisi itu ditunjukkan ke ayahnya. Tak berapa lama ia mendirikan sekolah wanita, ibunya meninggal, peristiwa itu membuat ia semakin giat untuk meneruskan perjuangan ayahnya, ia mendirikan perkumpulan wanita seluruh Indonesia bersama temannya, hingga akhir hayatnya ia belum menikah akibat perjuangannya.


Dialogue :

Di suatu desa yang tenang, tentram dan makmur, hiduplah keluarga yang didalamnya ada seorang ayah, ibu dan anak. Ayah adalah seorang kepala desa. Sekarang ayah sedang bingung memikirkan nasib desanya karena sekutu telah datang menyerang, ia jalan kesana kemari di ruang kerjanya
Ayah                  :  “Aduh bagaimana ini sekutu telah datang, mau jadi apa desaku yang tenang, tentram dan makmur di jajah sekutu apa kata dunia, aku harus mencari cara untuk memukul mundur sekutu.”
Ibu                     :  “Yah, ini minum dulu kopinya!”
Ayah                  :  “Terima kasih Bu, Ibu istirahan duluan saja nanti ayah menyusul!”
( Setelah itu Ibu pergi )
Ayah                  :  “Ah… bagaimana bila aku membunuh komandan sekutu, pasti dengan mudah rakyatku memukul mundur, aku harus mencari teman untuk membantuku dalam masalah ini, ku harus membicarakan ini kepada Ibu, Bu kemari ayah mau membicarakan sesuatu!”
Ibu                     :  “Ya Yah, sebentar dulu.”
( Ibu masuk kedalam ruang kerja Ayah )
Ibu                     :  “Ada apa, Yah?”
Ayah                  :  “Duduklah dulu, Bu. Begini desa kita sedang dijajah, jadi esok ayah bersama teman akan berjuang, jadi ayah meminta doa dari Ibu, esok pagi ayah akan perkenalkan teman ayah kepada Ibu.”
Ibu                     :  “Ibu tak masalah, Ibu hanya berpesan ayah jaga di baik-baik.”
Ayah                  :  “Iya, Bu”
( Keesokan harinya Ayah pergi ke rumah teman untuk meminta bentuan )
Ayah                  :  “Selamat pagi, ada orang di rumah?”
Teman               :  “Pagi, Oh Bapak ada apa? Terlebihdulu silahkan masuk!”
( Ayah dan teman masuk ke dalam rumah )
Teman               :  “Ada keperluan apa Pak, tumben dang ke mari?”
Ayah                  :  “Begini, desa kita akan kedatangan sekutu, mereka ingin menghancurkan desa untuk kepentingan mereka , jadi saya meminta bantuan padamu untuk memukul mundur mereka bagaimana?”
Teman               :  “Baiklah saya akan membantu demi desa kita, tapi dengan cara apa kita memukul mundur mereka?”
Ayah                  :  “Kita hancurkan basis kekuatan mereka yaitu komandan dengan cara membunuhnya.”
Teman               :  “Memangnya mereka tinggal dimana setelah sampai di desa?”
Ayah                  :  “Yang ku tau mereka akan tinggal di rumah ujung jalan, rumah itu hasil rampasan dari rakyat.”
Teman               :  “Em…, bisahkah bapak jelaskan bagaimana rencananya?”
Ayah                  :  “Oke, sekutu mempunyai 100 prajurit, 2 asisten komandan dan 1 komandan, aku telah mengetahui peta dari rumah tersebut ini petanya, kita akan masuk dari jendela setelah kita lihat situasi di dalam melalui atap.”
Teman               :  “Baiklah.”
Ayah                  :  “Sekarang saya ingin mengajak bapak ke rumah saya untuk mengenal Istri saya dan menyusun rencana, Bagaimana?”
Teman               :  “Baik.”
( Ayah dan Teman pergi kerumah Ayah, untuk menyusun rencana )
Ayah                  :  “Selamat Pagi, Bu. Ini ayah.”
Ibu                     :  “Sebentar dulu, Yah.”
( Ibu membukakan pintu )
Ibu                     :  “Mari masuk, Yah!”
Ayah                  :  “Ya, mari pak, silahkan masuk!”
Teman               :  “Baik.”
Ibu                     :  “Sebentar pak, Ibu ke dapur dulu.”
( Ibu kedapur, mengambil minum, lau kembali lagi ke ruang tamu )
Ibu                     :  “Mari diminum.”
Teman               :  “Ya.”
Ayah                  :  “Bu, perkenalkan ini teman ayah yang akan membantu ayah berjuang!”
Teman               :  “Perkenalkan Sudiwo.”
Ibu                     :  “Ya, apakah ayah siap.”
Ayah                  ;  “Ayah telah merencanakannnya matang-matang, mari Bu, ayah akan menyusun rencana dulu.”
( Ayah dan Teman masuk ke ruang kerja Ayah untuk bersiap-siap, mMalamnya pada pukul 23.00 Ayah dan Teman menjalankan misi dari atas atap )
Ayah                  :  “Coba kau buka genteng itu dan lihat keadaan di dalam, aku akan lihat keadaan kamar komandan dan sekitar!”
Teman               :  “Baik.”
(Teman melihat ke dalam, Ayah melihat kamar komandan dan keadaan sekitar )
Ayah                  :  “Bagaimana?”
Teman               :  “Di depan kamar komandan ada 1 orang penjaga dan di depan kamar kedua asisten tidak ada penjaga, mungkin asisten sedang keluar.”
Ayah                  :  “Di kamar ada komandan, ia sedang menulis sedangkan di sekitar kosong, kita masuk dari jendela mari kita turun!”
Teman               :  “Baik.”
(Ayah dan Teman turun dari atas, mereka akan masuk melalui jendela )
Ayah                  :  “Aku akan lompat dan memecahkan kaca ini, lalu aku akan membunuh sementara kau jaga dan lihat di sekitar!”
Teman               :  “Baik.”
( Duar, kaca pecah ayah langsung menyergap Komandan, mendengar pecahan tersebu, penjaga menanyakan apa yang terjadi )
Penjaga             :  “Apa yang terjadi Komandan?”
Ayah                  :  “Katakan pada mereka tak ada apa-apa hanya gelas minumku jatuh!”
Komandan       :  “Noproblem hanya gelas minumku jatuh.”
Ayah                  :  “Apa yang kau mau datang ke desaku?”
Komandan       :  “Nothing, aku hanya ingin berkunjung.”
Teman               :  “Cepatlah Bung, keadaan terasa tidak aman.”
Ayah                  :  “Baik.”
(Dengan cepat Ayah membunuh Komandan)
Komandan       :  “Aaaaaaaaaa……………...”
( Mendengar teriakan tersebut penjaga lalu masuk ke dalam kamar )
Penjaga             :  “Apa yang terjadi?”
(Setelah pintu terbuka penjaga menembak ke Ayah, setelah itu Ayah terkena tembakan dari penjaga , taklama kemudian teman masuk dengan melompat sambil dengan melempar pisau ke arah penjaga, setelah itu teman membentu Ayah untuk menyelamatkan diri )
Teman               :  “Ayo mari kita pulang!”
Ayah                  :  “Tak usah aku sudah tidak kuat lagi menahan, aku hanya ingin menitip pesan kepada istriku, kabarkan kepadanya aku telah mati, anak kami tak boleh tau dan aku menitipkan lencana ini, berikan ke anakku setelah ia berumur 20 tahun, lekas kau pergi sebelum prajurit lainnya datang!”
Teman               :  “Baik.”
( Teman meninggalkan Ayah dengan membawa pesan dari ayah, keesokan harinya berita kematian Komandan tersebar, mengakibatkan prajurit sekutu tidak berani untuk menguasai desa, sementar itu jasad Ayah dikabarkan di bawa oleh sekutu, teman mendatangi rumah Ayah, untuk memberi kabar ke Ibu tentang kematian Ayah )
Teman               : “Selamat pagi, Bu?“
Ibu                     :  “Pagi, bagimana Pak kabar suamiku?”
Teman               :  “Maaf Bu saya tidak bisa menyelamatkan dia, ia telah mati dan jasadnya telah dibawa sekutu, Bapak berpesan kepada saya agar anaknya tidak tau tentang kematiannya, apabila anaknya bertanya katakan padanya bahwa ayah sedang berjuang untuk negara?”
Ibu                     :  “(sambil mengasis Ibu mengangguk) terima kasih atas kabarnya.”
Teman               :  “Selamat pagi”
Ibu                     :  “Pagi”
( 5 tahun berlalu, sang anak tumbuh besar, ia dan temannya sedang bermain )
Anak                  :  “Hai, sedang main apa teman?,  aku ingin ikut boleh tidak?”
Teman Anak 1 :  “Boleh, kita ganti permainan, kita cerita bapak kita ya?”
Teman Anak 2 :  “Boleh.”
Teman Anak 1 :  “Ok, mulai dari aku, bapakku mau belikan motor dan mobil untuk aku kalo aku udah besar nanti.”
Teman Anak 2 :  “Kalo bapakku punya pesantren dan panti asuhan yang besar.”
Teman Anak 3 :  “Kalau bapakmu punya apa?”
Teman Anak 1 :  “O… iya, dia kan ga punya bapak.”
Semua Teman  :  “Ga punya bapak......... ga punya bapak......... ga punya bapak........”
( Sesaat kemudian anak pulang dengan hati yang bersedih, saa melihat ibunya  di perapian ia menanyakan dimana ayahnya  )
Anak                  :  “Ibu, boleh kutau sebenarnya ayah dimana”
Ibu                     :  “Em…. Ayahmu sedang membela negara, Nak”
Anak                  :  “Kira-kira kapan ayah pulang, Bu”
Ibu                     :  “Entahlah engkau tunggu sajalah, ayahmu pasti kembali”
( Anak Ayah telah berumur 20 tahun, ini waktunya bagi sang teman menempati janjinya, ia datang ke rumah Ayah untuk memberikan lencana kepada anaknya )
Teman               :  “Selamat Pagi”
Ibu                     :  “Pagi, ada keperluan apa Bapak kemari, dan siapa Bapak?”
Teman               :  “Saya adalah teman Bapak Ayah dahulu, keperluan saya datang kemari untuk memberikan lencana ini kepada anak Bapak .”
Ibu                     :  “Mari silahkan masuk, saya panggilkan dahulu.”
( Sementara Teman menunggu Ibu memanggil anak )
Ibu                     :  “Nak, mari ke ruang tamu, teman bapakmu ingin bertemu denagnmu!”
Anak                  :  “Ada apa dengan bapak, Bu?”
Ibu                     :  “Sudahlah mari kita temui!”
( Ibu dan anak menuju ke ruang tamu )
Anak                  :  ”Ada apa Pak dengan bapak saya?”
Teman               :  “Begini Nak, Ibumu mungking mengatakan ayahmu sedang bejuang membela negara, tetapi ayahmu telah meninggal. In…...”
Anak                  :  “Ibu , mengapa berbohong tentang ayah?”
Teman               :  “Dengarlah dulu Nak, ini bukan salah Ibumu, ini memang yang di mau ayahmu, ia ingin engkau tidak tau soal ini, ia ingin aku memberi taumu setelah umurmu 20 tahun, dan Bapak Kesini juga ingin memberikan lencana ini, lencana ini merupakan pemberian ayahmu.”
Anak                  :  “(sambil menangis) Bapak.”
Ibu                     :  “Sabar, Nak”
Teman               :  “Saya mohon pamit, Bu.”
Ibu                     :  “Ya mari, Pak.”
( Ibu meninggalkan sang Anak sendiri untuk merenung )
Anak                  :  “(sambil menggemgam lencana) Aku harus melanjuakan perjuang Ayahku, harus.”
( Lencana itu memberikan semangat kepada anak untuk melanjutkan perjuangan Ayahnya, bersama temannya ia mendirikan sekolah wanita )
Anak                  :  “Teman akau ingin kau membantuku, aku ingin kita berjuang, kita berjuang dengan cara kita sendiri, apakah kau mau?”
Teman Anak    :  “Aku selalu siap untukmu, memangnya apa yang akan kita lakukan, kita tidak harus ikut angkat senjata kan?”
Anak                  :  “Tidak kita akan membuat Sekolah Wanita ”
Teman Anak    :  “Baik.”
( Dalam sela-sela waktunya itu, Si Anak membuat puisi yang ditujukan pada Ayahnya )
Anak                  :  “Aku ingin mengenang ayah, apa yang harus kulakukan ya, em…. oke aku akan buat puisi untuk ayah di alam sana”
(Tak berapa lama ia mendirikan sekolah wanita, ibunya meninggal, peristiwa itu membuat ia semakin giat untuk meneruskan perjuangan ayahnya, ia mendirikan perkumpulan wanita seluruh Indonesia bersama temannya, hingga akhir hayatnya ia belum menikah akibat perjuangannya )
~~~ Selesai ~~~

Terima Kasih kepada :
Ade Irma Suriyan, Anisa Firmandanur Sinta, Cardina Novianti Adiputra, Felita Aprila Zora, Nelly Handayani, Ochyanda Putri Riantasari, Rina Maulida Afianti, Sanjaya Halim, Sonya Belinda Suryadi dan Vivi Theria Zulfa

Sabtu, 09 Juli 2011

Bona bagian Specna

Bona dan Specna

Bona (Boys Of Nine A) adalah sebuah perkumpulan 8 orang laki-laki yang ada di kelas IX-A SMP Negeri 1 Arut Selatan angkatan 2011. Perkumpulan ini terbentuk kira-kira pada tanggal 21 January 2011. Pperkumpulan ini merupakan suatu wadah para laki-laki kaum minoritas di kelas IX-A, gimana tidak minoritas, laki-laki yang ada hanya 8 orang dari 32 orang yang ada. Penggagas perkumpulan ini adalah Awataraning Tunjung Pradipta. Ia adalah salah satu seorang laki-laki yang bisa berbicra prestasi di kelas selain Freddy dan Sanjaya. Dipta menginginkan agar kami para laki-laki terbuka terhadap sesama dan dapat saling membantu. Dengan seiringin waktu berjalan kami selalu bersama, sampai suatu saan kami menyebut perkumpulan ini Bona kepandekan dari Boys Of Nine A. Sejak itu kami sering memproklamasikan adanya kami, memang saat itu ada perkumpulan yang lebih besar dari Bona yaitu Specna (Spectacular Of Nine A), itu adalah prkumpulan 1 kelas IX-A, tapi Boan tidak ingin keluar dari Specna, kami ingin menjadi bagian dari Specna. Sejak itulah kami para laki-laki oleh perempuan kelas IX-A di panggil “Sidak Bona” = “Sidak adalah bahasa daerah yang merupakan panggilan terhadap orang banyak”. 8 orang Bona sebenarnya tidak terlalu padu, hnya 6 orang yang selalu bersama atau maksimum 7. tapi itu tidak mengurangi semangat kebersamaan. Ada 1 hal yang mungkin lucu dari kami, jika saat sedang jam pelajaran tidak ada guru, kami senang ke WC, mungkin ini kebiasaan aneh, tapi kami senang ada di sana suasana yang sejuk (bagi kami), bahkan saat mau ulangan UAS dan UAN pagi-pagi kami belajar di sana he.. he… he… setelah beberapa lama, para perempuan ingin ada perkumpulan seperti kami tapi tetap bagian dari Specna, waktu terlewati Runi Warani ingin nama perkumpulan perempuan itu Rong-Rong, itu terinpirasi dari Majalah Bobo yang pada bagia akhir ada serita Bona dan Rong-Rong, tetapi Runi dan yang lain masih bingung apa kepanjangan Rong-Rong, akhirnya tanggal 29 Maret 2011 setelah kami melaksanakan ujian praktek Siti Rahmani Yusuf mendapakan kepanjangan Rong-Rong yaitu “Republic Of Nine A Girl” walau tata bahasa salah tapi tak apalah. Sejak saat itu di kelas IX-A populer dengan nama-nama : Specna, IOA, Bona dan Rong-Rong. “Sebelumnya IOA adalah sebuah nama intelegent IX-A yang bisa dikatakan ecek-ecekan lah, tapi lalu diubah menjadi Increadible Of Nine A yaitu bisa dikatan sebuah persatuan IX-A”. Semua perjalan pasti terkadang tidak selalu mulus, kami pernah terlibat pertengkaran saat menjelang acara pelepasan, tapi itu semua telah teratasi kami anggap itu sebagai hal kelam kami. Ya itulah masa kami Bona.

Bona terdiri dari : Ahmad Fadhil Maulana, Awataraning Tunjung Pradipta, Bob Faisal, Freddy Heryanto, M. Andi Alwi Nopreza, M. Shofi Mubarack,  Sanjaya Halim dan Taufikur Rahman.

Sekian maaf bila ada salah kata atau bila ada yang menyinggung. Terima Kasih.